.Dasar
pelaksanaan Kegiatan KF Di Kel.Mentikan
ini,merupakan kegiatan lanjutan telah mengadakan kegiatan demo membuat
kue ,sekaligus penutupan kegiatan KF yang ditutup oleh Ibu Tia selaku Kasi Dikmas Pendidikan non formal Kota
Mojokerto. Pada tanggal 6 Desember 2018,bertempat di Aula kelurahan Mentikan Kecamatan Prajuritkulon kota Mojokerto. dan perlu diketahui kegiatan ketrampilan
membuat kue ini sifatnya hanya kegiatan tambahan saja yang melibatkan Peserta KF (Keaksaraan
Fungsional ) sejumlah 50 orang dan terbagi menjadi menjadi 5 kelompok,setiap kelompok ada 10
orang.Waktu pelaksanaan KF ini selama 2 bulan. Peserta KF ini adalah orang yang
punya keterbatasan dalam membaca maupun menulis.Tujuan diadakan ketrampilan ini
diharapkan para peserta KF bisa meningkatkan kesejahteraan taraf hidup
mereka dengan menambah income keluarga.
Sesuai dengan tupoksi
Pokja II yang juga terkait dengan kegiatan KF bekerja sama sebagai
binaan KF tingkat Kelurahan dan Pendidikam Masyarakat PNFdari Dinas Pendidikan
Kota Mojokerto yang membidanginya,juga para Tutor-tutor yang selalu sabar dalam
mendampinginya disetiap pembelajaran. dalam kegiatan ini,selain dukungan juga
Bpk.Bambang Sutrisno Selaku Lurah Kel.Mentikan dan Ibu Lurah yang selalu
mengapresiasi berjalannya kegiatan KF ini.
Selain itu Tujuan program
keaksaraan fungsional adalah diharapkan peserta didik untuk :
-. Dapat meningkatkan pengetahuan membaca, menulis dan berhitung serta keterampilan fungsional untuk meningkatkan taraf hidupnya.
-. menggali potensi dan sumber-sumber kehidupan yang ada dilingkungan sekitar peserta didik, untuk memecahkan masalah keaksaraan.
-. Dapat meningkatkan pengetahuan membaca, menulis dan berhitung serta keterampilan fungsional untuk meningkatkan taraf hidupnya.
-. menggali potensi dan sumber-sumber kehidupan yang ada dilingkungan sekitar peserta didik, untuk memecahkan masalah keaksaraan.
Dan kendala kegiatan KF ini
karna keterbatasan waktu jam belajar yang relatif singkat
Jangka waktu pembelajaran yang relatif singkat menjadi salah satu
kendala bagi warga belajar yang terkadang belum bisa menguasai dasar-dasar
menulis membaca dan menghitung. Dalam jangka waktu yang relatif singkat, para
tutor atau pengajar akan sulit melakukan pengayaan terhadap warga belajar yang
belum tuntas dan mencapai standar predikat melek aksara. Keadaan tersebut belum
disesuaikan dengan tingkat pemahaman warga belajar yang begitu beragam dan
kondisi waktu belajar para warga yang terkadang harus tertunda karena aktivitas
yang lain. Kondisi tersebut tentu saja tidak bisa dihindari mengingat warga
belajar rata-rata sudah berkeluarga dan mempunyai tanggung jawab yang penuh
terhadap keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar