07 Desember, 2018

PENDIDIKAN KETRAMPILAN LUAR SEKOLAH


.Dasar pelaksanaan  Kegiatan KF Di Kel.Mentikan ini,merupakan kegiatan lanjutan  telah mengadakan kegiatan demo  membuat kue ,sekaligus penutupan kegiatan KF yang ditutup oleh Ibu Tia selaku Kasi Dikmas Pendidikan non formal Kota Mojokerto. Pada tanggal 6 Desember 2018,bertempat di Aula kelurahan Mentikan Kecamatan Prajuritkulon kota Mojokerto.  dan perlu diketahui kegiatan ketrampilan membuat kue ini sifatnya hanya kegiatan tambahan saja  yang melibatkan Peserta KF (Keaksaraan Fungsional ) sejumlah 50 orang dan terbagi menjadi  menjadi 5 kelompok,setiap kelompok ada 10 orang.Waktu pelaksanaan KF ini selama 2 bulan. Peserta KF ini adalah orang yang punya keterbatasan dalam membaca maupun menulis.Tujuan diadakan ketrampilan ini diharapkan para  peserta KF bisa meningkatkan kesejahteraan taraf hidup mereka dengan menambah income keluarga.
 Sesuai dengan tupoksi Pokja II  yang juga  terkait dengan kegiatan KF bekerja sama sebagai binaan KF tingkat Kelurahan dan Pendidikam Masyarakat PNFdari Dinas Pendidikan Kota Mojokerto yang membidanginya,juga para Tutor-tutor yang selalu sabar dalam mendampinginya disetiap pembelajaran. dalam kegiatan ini,selain dukungan juga Bpk.Bambang Sutrisno Selaku Lurah Kel.Mentikan dan Ibu Lurah yang selalu mengapresiasi berjalannya kegiatan KF ini.
 Selain itu Tujuan program keaksaraan fungsional adalah diharapkan peserta didik untuk :
-. Dapat meningkatkan pengetahuan membaca, menulis dan berhitung serta keterampilan fungsional untuk meningkatkan taraf hidupnya.
-. menggali potensi dan sumber-sumber kehidupan yang ada dilingkungan sekitar peserta didik, untuk memecahkan masalah keaksaraan.
Dan kendala kegiatan KF ini karna keterbatasan waktu jam belajar yang relatif singkat
Jangka waktu pembelajaran yang relatif singkat  menjadi salah satu kendala bagi warga belajar yang terkadang belum bisa menguasai dasar-dasar menulis membaca dan menghitung. Dalam jangka waktu yang relatif singkat, para tutor atau pengajar akan sulit melakukan pengayaan terhadap warga belajar yang belum tuntas dan mencapai standar predikat melek aksara. Keadaan tersebut belum disesuaikan dengan tingkat pemahaman warga belajar yang begitu beragam dan kondisi waktu belajar para warga yang terkadang harus tertunda karena aktivitas yang lain. Kondisi tersebut tentu saja tidak bisa dihindari mengingat warga belajar rata-rata sudah berkeluarga dan mempunyai tanggung jawab yang penuh terhadap keluarganya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar